PELAJARAN MATEMATIKA acap kali menjadi momok bagi anak-anak dalam
pendidikannya. Ilmu pasti itu laksana monster yang menghisap kebahagiaan anak
melalui angka-angkanya yang begitu rumit dan sulit untuk di selesaikan.
Kepastian dalam ilmu itu tidak memberi celah bagi sebuah soal untuk di beri
kemakluman, 10 yah 10, tidak bisa
menjadi 10,1 atau 9,9. Pasti, tepat! Itulah matematika. Beberapa anak ada yang
memang sudah terlahir dengan kepandaian matematika, tanpa perlu belajar akan
mudah menangkap rumus. Namun kesulitan yang dialami oleh anak umum,
ketakutannya terhadap matematika, bisa diatasi dengan langkah–langkah berikut
ini.
Cara
paling mudah untuk memahami sesuatu adalah dengan MENCINTAINYA. Serumit apapun sifat
seseorang, namun jika kita mencintai orang tersebut maka rasanya akan mudah
saja untuk memahaminya. Maka CINTAILAH MATEMATIKA, maka kita akan dengan mudah
memahaminya. Lalu bagaimana cara mencintai ilmu? Kan dia bukan manusia ?
Baiklah,
kita gunakan jembatan keledai. Tanpa alasan apapun, memang akan sulit untuk
mencintai matematika. Namun jika memiliki alasan maka akan mudah dan ringan
dalam melakukannya. Maka, buatlah alasannya, ada-ada kan saja alasannya.
Misalnya, carilah guru les matematika yang ganteng/cantik, yang membuat kita
menyukai untuk mengikuti les tersebut, atau cari faktor keasyikan lainnya,
misalnya kita membuat program berupa janji akan pergi berlibur jika nilai
matematika di ulangan umum berangka 9. Alasan yang diciptakan itu akan
menimbulkan rasa cinta, yang kemudian membawa kita pada pemahaman yang tulus.
Yang
paling menakutkan dari matematika adalah RUMUS-RUMUSNYA yang
sangat banyak. Sekali salah menulis satu variabel saja, maka kesalahan total
menanti kita diakhir jawaban. Maka itu, banyak yang berusaha menghafal rumus matematika
di luar kepala, jika hanya 1-2 rumus mungkin bukan masalah, bagaimana jika
jumlahnya sudah puluhan? Apakah masih bisa di hafalkan dan menjadi positif ?
Apakah kita hanya akan mengisi otak penuh dengan rumus matematika ?
Dalam
ular tangga dan monopoli, kita bisa memasukkan rumus kedalam kotak-kotak dengan
menuliskannya secara manual. Otak kita, akan mencerna dan menyimpan apa yang
seringkali kita lihat dengan bahagia menjadi memori non hafalan. Saat Kawan
Sumber bermain ular tangga dan terus melihat rumus di kota tersebut, maka rumus
itu akan masuk sendiri dalam ingatan tanpa perlu dihafalkan. Lain dengan
menggunakan permainan tradisional engklek, dimana Kawan Sumber bisa memasukkan
rumus dalam kotak dan menggunakannya untuk mengobrol bersama teman. ”Aku ada di
rumus matematika loh ya,“ lalu sebutkan rumusnya.
SERING-SERINGLAH
MENGERJAKAN SOAL adalah kuncinya. Ini
yang paling penting dalam ilmu matematika, bahwa penerapan rumus dalam
angka-angka yang menjadi dasar penilaian sebuah keberhasilan dalam matematika.
Karena itu, yang paling penting dari itu semua adalah bahwa Kawan Sumber harus
sering-sering mengerjakan soal, terus menerus, tanpa pernah henti. Setelah itu,
akan muncul sebuah memori dimana pada saat yang akan datang hasil dari mengerjakan
soal sebanyak-banyaknya ini akan membuat nilai kita membaik. Matematika memang
hanya angka 0-9, namun penjabaran ilmu dan terapan-terapan rumusnya akan begitu
menyulitkan. Sudah waktunya, anak-anak mulai belajar matematika dengan cara
yang berbeda, dan tetap bahagia meskipun seharian mengerjakan soal matematika.
Sumber :
https://sumber.com/component/k2/tag/Rumus%20matematika.html
No comments:
Post a Comment