Monday, December 3, 2018

ARTIKEL


PELAJARAN MATEMATIKA acap kali menjadi momok bagi anak-anak dalam pendidikannya. Ilmu pasti itu laksana monster yang menghisap kebahagiaan anak melalui angka-angkanya yang begitu rumit dan sulit untuk di selesaikan. Kepastian dalam ilmu itu tidak memberi celah bagi sebuah soal untuk di beri kemakluman, 10 yah  10, tidak bisa menjadi 10,1 atau 9,9. Pasti, tepat! Itulah matematika. Beberapa anak ada yang memang sudah terlahir dengan kepandaian matematika, tanpa perlu belajar akan mudah menangkap rumus. Namun kesulitan yang dialami oleh anak umum, ketakutannya terhadap matematika, bisa diatasi dengan langkah–langkah berikut ini.
Cara paling mudah untuk memahami sesuatu adalah dengan MENCINTAINYA. Serumit apapun sifat seseorang, namun jika kita mencintai orang tersebut maka rasanya akan mudah saja untuk memahaminya. Maka CINTAILAH MATEMATIKA, maka kita akan dengan mudah memahaminya. Lalu bagaimana cara mencintai ilmu? Kan dia bukan manusia ?
Baiklah, kita gunakan jembatan keledai. Tanpa alasan apapun, memang akan sulit untuk mencintai matematika. Namun jika memiliki alasan maka akan mudah dan ringan dalam melakukannya. Maka, buatlah alasannya, ada-ada kan saja alasannya. Misalnya, carilah guru les matematika yang ganteng/cantik, yang membuat kita menyukai untuk mengikuti les tersebut, atau cari faktor keasyikan lainnya, misalnya kita membuat program berupa janji akan pergi berlibur jika nilai matematika di ulangan umum berangka 9. Alasan yang diciptakan itu akan menimbulkan rasa cinta, yang kemudian membawa kita pada pemahaman yang tulus.
Yang paling menakutkan dari matematika adalah RUMUS-RUMUSNYA yang sangat banyak. Sekali salah menulis satu variabel saja, maka kesalahan total menanti kita diakhir jawaban. Maka itu, banyak yang berusaha menghafal rumus matematika di luar kepala, jika hanya 1-2 rumus mungkin bukan masalah, bagaimana jika jumlahnya sudah puluhan? Apakah masih bisa di hafalkan dan menjadi positif ? Apakah kita hanya akan mengisi otak penuh dengan rumus matematika ?



Dalam ular tangga dan monopoli, kita bisa memasukkan rumus kedalam kotak-kotak dengan menuliskannya secara manual. Otak kita, akan mencerna dan menyimpan apa yang seringkali kita lihat dengan bahagia menjadi memori non hafalan. Saat Kawan Sumber bermain ular tangga dan terus melihat rumus di kota tersebut, maka rumus itu akan masuk sendiri dalam ingatan tanpa perlu dihafalkan. Lain dengan menggunakan permainan tradisional engklek, dimana Kawan Sumber bisa memasukkan rumus dalam kotak dan menggunakannya untuk mengobrol bersama teman. ”Aku ada di rumus matematika loh ya,“ lalu sebutkan rumusnya.
SERING-SERINGLAH MENGERJAKAN SOAL adalah kuncinya. Ini yang paling penting dalam ilmu matematika, bahwa penerapan rumus dalam angka-angka yang menjadi dasar penilaian sebuah keberhasilan dalam matematika. Karena itu, yang paling penting dari itu semua adalah bahwa Kawan Sumber harus sering-sering mengerjakan soal, terus menerus, tanpa pernah henti. Setelah itu, akan muncul sebuah memori dimana pada saat yang akan datang hasil dari mengerjakan soal sebanyak-banyaknya ini akan membuat nilai kita membaik. Matematika memang hanya angka 0-9, namun penjabaran ilmu dan terapan-terapan rumusnya akan begitu menyulitkan. Sudah waktunya, anak-anak mulai belajar matematika dengan cara yang berbeda, dan tetap bahagia meskipun seharian mengerjakan soal matematika.

Sumber :
https://sumber.com/component/k2/tag/Rumus%20matematika.html

No comments:

Post a Comment

  Peran ICT Dalam Pembelajaran Matematika: Penggunaan Zoom Meeting Sebagai Solusi Pembelajaran Jarak Jauh Di Era New Normal .   Sumber (...